Sorotan terhadap Gubernur Nur Alam terkait kasus korupsi yang menjeratnya saat ini mengingatkan kembali foto mesranya dengtan artis Manohara Odelia Pinot, Foto itu katanya sengaja dihembuskan lawan politik Nur Alam jelang suksesi Pilgub 2013 dulu.
“Kami
pengurus PAN tidak risau dengan berita itu. Saya juga himbau pada
teman-teman di PAN, berita itu tidak benar adanya,” kata salah seorang
pengurus DPW PAN Sultra, Lukman Mbuko.
Dia
justru menganggap berita tersebut sangat menguntungkan bagi Gubernur
Sultra itu. Sebab, tanpa harus kampanye, berita tersebut semakin
menaikkan popularitas Nur Alam. Dengan begitu, kata dia, masyarakat yang
cerdas akan tahu apakah berita itu benar atau hanya dihembuskan oleh
orang-orang yang tidak suka dan ingin menjatuhkan Nur Alam.
Menurut
Lukman, orang yang sengaja menyebarkan foto itu, adalah orang yang juga
ingin maju di Pilgub nanti. Karena tidak tahu cara menjatuhkan pamor
Nur Alam saat ini, maka dicarilah jalan lain yakni dengan menyebar foto
Nur Alam yang di dalamnya ada Manohara. Padahal kata Lukman, di foto
tersebut, bukan hanya Manohara dan Nur Alam saja, tetapi ada banyak
orang yang ikut dalam rombongan.
“Saya
anggap calon yang berbuat seperti ini, tidak pantas dipilih. Tidak ada
yang dia mau hantam dari segi pembangunannya pak gubernur, maka dia cari
jalan lain. Orang yang selalu mengkritik hal-hal di luar program, itu
artinya ia tidak punya program. Saya rasa orang yang terzalimi seperti
pak gubernur akan semakin disayangi dan mendapat simpati dari
masyarakat,” imbuhnya.
Makanya,
sekali lagi Lukman menghimbau agar seluruh pengurus dan kader PAN
menyikapi masalah tersebut dengan kepala dingin. Dia yakin, Nur Alam
akan tetap dicintai masyarakat Sultra. Program yang dilakukan gubernur
untuk masyarakat lanjut dia, adalah poin plus yang akan semakin
menaikkan rating Nur Alam. “Kita butuh pemimpin yang punya program. Pak
Nur Alam membangun kemasyarakatan dengan tiga program unggulannya yang
menyentuh langsung ke masyarakat, bukan sekedar pembangunan tugu yang
tidak bisa dimakan. Dari pada bangun tugu, mending uangnya dipakai
mensejahterakan rakyat,” terangnya.
Ia
lalu memberikan contoh kenapa prestasi pembangunan seorang kepala
daerah tidak harus diukur dari banyaknya bangunan megah yang dibangun.
Selain hanya sekedar menghamburkan uang, pembangunan gedung semisal
tugu, tidak bermanfaat langsung untuk masyarakat. Djokowi, Walikota
Solo, katanya tidak memprioritaskan pembangunan fisik pada
pemerintahannya. Tapi lebih membangun perekonomian kemasyarakatan dengan
program pro rakyat. “Pak gubernur begitu juga. Pemimpin seperti ini
yang harus didukung,” tandasnya
No comments:
Post a Comment