Wednesday, September 21, 2016

Banjir Garut "Anak dan istri saya mana? Ibu saya mana? Astagfirullahaladzim"



Soleh (27), warga Jalan Cimanuk, Garut Kota, langsung mencari dan menanyakan anak dan istrinya kepada para tetangganya yang telah berkumpul di sekitaran rumahnya yang porak poranda diterjang banjir bandang, Selasa (20/9/2016) malam.

Soleh yang masih berpakaian penjaga keamanan salah satu bank ini baru pulang kerja piket malam, Rabu (21/9/2016), dan belum mengetahui kejadian yang menimpa keluarganya.

Dirinya pun terlihat pucat dan termenung sembari melihat kondisi rumahnya yang hancur. Sementara itu, warga dan petugas telah membawa jenazah istri dan anaknya yang masih balita dibungkus kain basah penuh lumpur di samping rumahnya.

"Anak dan istri saya mana? Ibu saya mana? Astagfirullahaladzim," ujar Soleh terbata-bata.

Tetangganya pun berupaya untuk menenangkan pria ini karena tak kuasa melihat kondisi istri dan anaknya sudah meninggal sepulangnya kerja malam.
Derita korban bertambah saat mengetahui ibu mertuanya sampai sekarang belum diketemukan dan masih dalam pencarian.

"Ibu mertuanya masih belum ditemukan. Soalnya di rumah Pak Soleh ada tiga orang. Istri, anaknya, dan ibu mertuanya," kata Komar (34), salah seorang tetangganya.
Sampai sekarang, jumlah korban banjir bandang Garut terus bertambah.
Banjir bandang terjadi akibat meluapnya Sungai Cimanuk yang membelah kota di daerah itu. Sedikitnya tercatat 18 korban meninggal, dan berada di RSUD dr Slamet Garut.

Bukan hanya ratusan rumah, beberapa kantor pemerintahan pun ikut terendam saat banjir bandang terjadi pada malam tadi.
Siang ini, banjir telah surut dan ratusan petugas BPBD, Basarnas, dan petugas gabungan TNI-Polri masih menyisir wilayah untuk mencari korban banjir bandang tersebut.

No comments:

Post a Comment